Seiring redup cahaya sang surya.
Malam pun terbit, kelamkan semesta.
Demikian pula geliat jiwa yang terkuras airmatanya.
Ketika ketulusan rasa kau taburi benih luka.
Senja lalu, saat kita merenda cinta.
Saat kita masih tersimpul pada ikatan rasa.
Aku bagaikan layang-layang, yang benangnya kau pegang.
Di langitmu aku berliukan.
Terbang tinggi seperti yang kau ingini.
Demi kau senang hati, aku rela terbakar terik matahari.
Semua itu kulakui karena ku yakini pasti.
Kau tak akan memutus benang lalu menggulung sisanya.
Ketika aku tersangkut di ujung-ujung tiang.
Tetapi...Inikah balasan jerihku?
Yang selalu menjaga rasa itu.
Supaya ia, rasaku, takkan pernah teraniaya jemu.
Aku ternyata salah.
Keyakinanku pada cinta tak berbuah.
Kau yang berubah, kau buat aku kehilangan arah.
Hari-hari yang kusinggahi kian terjal dan mendaki.
Kian perih dIrundung sepi.
Seiring redup menyelimuti terang.
Aku melihat sang surya terbenam di dasar sendang.
Dan mungkin juga itu adalah aku. Puisiku.
MLH Chin'ta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar